Aceh Tsunami Musem |
Aceh Tsunami Museum adalah museum yang didirikan di Banda Aceh, Indonesia, untuk mengenang gempa bumi Samudra Hindia 2004 serta menjadi pusat pendidikan dan tempat perlindungan dari tsunami. Museum Tsunami Aceh adalah sebuah Museum untuk mengenang kembali pristiwa tsunami yang maha dahysat yang menimpa Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 26 Desember 2008 yang menelan korban lebih kurang 240,000 orang.
The museum was designed by architect Ridwan Kamil Indonesia, Aceh Tsunami Museum displays an electronic simulation of the Indian Ocean earthquake, 2008, victim photographs and stories from survivors.
Pada tanggal 23 Februari 2008 Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Aceh untuk meresmikan Museum Tsunami Aceh di lapangan Blang Padang Banda Aceh sekalian meremikan dan menandatangani ke 12 proyek pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi dan infrastruktur di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang telah selesai dikerjakan oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias, Departemen Pekerjaan Umum, Pemerintah Provinsi NAD, Pemerintah Kota Banda Aceh dan para lembaga mitra.
Aceh Tsunami Museum dibangun atas prakarsa beberapa lembaga yang sekaligus merangkap panitia. Di antaranya Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias sebagai penyandang anggaran bangunan, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) sebagai penyandang anggaran perencanaan, studi isi dan penyediaan koleksi museum dan pedoman pengelolaan museum), Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)sebagai penyedia lahan dan pengelola museum, Pemerintah Kotamadya Banda Aceh sebagai penyedia sarana dan prasarana lingkungan museum dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI)cabang NAD yang membantu penyelenggaraan sayembara prarencana museum.
Aceh Tsunami Museum dibangun dengan 3 alasan:
1. untuk mengenang korban bencana Tsunami
1. untuk mengenang korban bencana Tsunami
2. Sebagai pusat pendidikan bagi generasi muda tentang keselamatan
3. Sebagai pusat evakuasi jika bencana tsunami datang lagi.”
Bangunan Aceh Tsunami Museum dibangun diatas lahan lebih kurang 10,000 persegi yang terletak di Ibukota provinsi Nanggroes Aceh Darussalam yaitu Kotamadaya Banda Aceh dengan anggaran dana sekitar Rp 140 milyar dengan rincian Rp 70 milyar dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) untuk bangunan dan setengahnya lagi dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk isinya juga berisi berbagai benda peninggalan sisa tsunami.
Konsep Lantai pertama bangunan museum adalah ruang terbuka seperti rumah tradisional Aceh.Gambar itu bermakna bahwa ruangan terbuka itu dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik dan jika terjadi banjir atau tsunami, maka laju air yang datang tidak akan terhalangi.
Museum yang ini berada di kota Banda Aceh dan berjarak sekitar 1 km dari Mesjid Raya Banda Aceh. Museum ini memiliki fungsi sebagai simbol dan kebangkitan masyarakat Aceh yang telah tgar dan kuat dalam menghadapi berbagai bencana tsunami Aceh. Museum ini dijadikan sebagai objek sejarah untuk mengenang para korban tsunami dimasa lalu. Selain itu, museum juga dijadikan sebgai pusat penelitian dan pembelajaran pengembangan. Bangunan ini akan selalu mengingatkan masyarakat Aceh pada khususnya dan Indonesia akan tragedi tsunami dimasa lalu.
No comments:
Post a Comment